Sebuah hasil pemikiran yang muncul begitu saja di otak saya. Entah anda mau menyebutnya essay, karangan, atau sampah, this is just another of my blabbering....
Suasana hati saya sedang mendayu-dayu. Di sebelah saya, mengalun lagu lawas berjudul “Yesterday Once More” yang dinyanyikan oleh The Carpenters. Lagu yang sangat cocok dengan diri saya yang melankolis.
“…Some can even make me cry. Just like before…”
Untaian nada yang menggugah, mengoyak hati saya yang kian bergejolak. Saya hampa. Saya resah. Saya resah karena saya hampa. Bagi saya, hari-hari terakhir yang saya lalui tidak sarat makna. Kehidupan saya hanya omong kosong; penuh dengan kepalsuan dan kekecewaan: tentang bagaimana saya terus memimpikan orang yang sulit saya capai, tentang saya dan sahabat-sahabat saya yang saling menjauh, tentang cita-cita yang masih terasa gamang. Lalu terlintas dalam benak saya, siapakah saya?
Untuk apa saya berada disini, sekarang, menulis ini?
Apakah dengan menjalani hidup saya yang datar secara normal saya akan menemukan segala jawaban tentang kehidupan? Saya rasa tidak!
Karena bagaimanapun juga saya sedang tersesat. Saya tahu apa yang harus saya lakukan, namun saya tidak juga dapat merealisasikannya. Entah karena tidak ada keberanian yang cukup, nyali yang minim, atau segala rasa non optimis lainnya. Dimanakah bagian diri saya yang lain? Saya ingin bertransformasi menjadi individu yang lebih kuat; yang menggebu-gebu dengan semangat yang membuncah! Saya ingin berlari kencang dan menembus badai. Saya ingin meninggalkan diri saya yang usang dan menggantinya dengan sesuatu yang benar-benar baru.
Kapankah saya bisa mendapat kesempatan itu? Kapankah saya dapat menggapai kebebasan? Euforia kemenangan yang saya dambakan, ketika nantinya saya berhasil menaklukkan diri saya sendiri; ketika saya menemukan jati diri saya yang sesungguhnya. Karena obsesi saya hanya satu: saya ingin berubah!